ZEOLIT SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH
Kesuburan
ini dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: kesuburan fisika, kimia dan
biologi.
Untuk mengatasi menurunnya kesuburan
tanah ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Termasuk dengan cara memberikan
bahan pembenah tanah. Bahan pembenah tanah ini antara lain adalah batuan alami
zeolit.
Batuan zeolit adalah mineral alami
berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang terhidrasi logam alkali dan
alkali tanah (terutama Na dan Ca). Batuan ini berwama abu-abu sampai
kebiru-biruan. Para ahli mineralogi menyatakan zeolit mengandung lebih dari 30
mineral alami. Diantaranya: Natrolit, Thomsonit, Analit, Hendalit,
Clinoptilotit dan Mordernit.
Abu Vulkanis
Mineral ini berasal dari tufa abu
vulkanis. Pertama kali ditemukan oleh mineralogist Swedia, Axel Frederick
Crontstedt. Nama zeolit sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya batu
yang mendidih. Karena salah satu karakternya melepas air yang dikandungnya
waktu dipanaskan sehingga nampak seperti batu yang mendidih. Dengan pemanasan
sampai 500 derajat C maka zeolit akan mengalami aktifasi, berupa kemampuan
mengikat kation menjadi lebih tinggi. Kemampuan mengikat kation inilah yang
akan banyak dibahas dalam penulisan masalah zeolit ini.
Nilai KPK ini merupakan parameter
tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Maka apabila zeolit yang sudah diproses
kemudian diberikan pada lahan pertanian akan meningkatkan nilai KPK tanah
sekaligus meningkatkan kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan menentukan kemampuan
tanah untuk mengikat (mengawetkan) pupuk yang diberikan.
Misalnya tanah dipupuk dengan Urea.
Dalam tanah urea akan membentuk ion amonium (NH4+), ion ini apabila tidak
diikat oleh tanah (zeolit) maka akan terbuang percuma lewat air irigasi. Dengan
demikian unsur hara yang diberikan lewat pemupukan akan lebih efisien apabila
tanah pertanian diberi zeolit. Zeolit tidak hanya mengawetkan unsur N saja,
tetapi juga K, Ca dan Mg.
Kemampuan mengawetkan pupuk ini berarti
akan menghemat beaya pemupukan. Secara kasar petani di eks Karesidenan
Surakarta bisa menghitung apabila menggunakan zeolit maka akan menghemat pupuk
sekitar 30 % dari dosis yang diberikan. Hal ini tanpa mengurangi produksi
tanaman padi. Bahkan untuk tanah dengan kandungan P sedang sampai cukup selama
tiga musim tanam berturut-turut petani tidak menggunakan pupuk P (TSP atau SP
36), hanya dengan menambahkan zeolit pada pupuk mereka.
Zeolit bisa menggantikan peran pupuk P
sebagai pupuk dasar. Zeolit adalah bahan pedamping pupuk Urea, SP-36 dan KCI, bukan
pengganti pupuk tersebut. Tetapi dalam bahasa bisnis sering dikatakan sebagai
pupuk dasar (pupuk P) yang murah.
Kandungan Utama
Secara kimia kandungan zeolit yang
utama adalah: Si02 = 62,75%; A1203 =12,71 %; K20 = 1,28 %; CaO = 3,39 %; Na2O =
1,29 %; MnO = 5,58 %; Fe203 = 2,01 %; MgO = 0,85 %; Clinoptilotit = 30 %;
Mordernit = 49 %. Sedangkan nilai KPK antara 80 - 120 me/100 gr, nilai yang
tergolong tinggi untuk penilaian tingkat kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan
menentukan kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan pupuk yang diberikan
sebelum diserap tanaman.
Secara umum fungsi zeolit bagi lahan
pertanian adalah:
- Meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air irigasi lahan persawahan.
- Menjaga keseimbangan pH tanah.
- Mampu mengikat logam berat yang bersifat meracun tanaman misalnya Pb dan Cd.
- Mengikat kation dari unsur dalam pupuk misalnya NH4+ dari urea K+ dari KC1, sehingga penyerapan pupuk menjadi effisien (tidak boros)
- Ramah lingkungan karena menetralkan unsur yang mencemari lingkungan.
- Memperbaiki struktur tanah (sifat fisik) karena kandungan Ca dan Na.
- Meningkatkan KPK tanah (sifat kimia).
- Meningkatkan hasil tanaman.
Bahan organik dalam
fungsinya sebagai pemantap tanah, maka zeolit akan lebih unggul. Secara teknis
sebenarnya bahan organik juga bisa menggantikan peran zeolit. Tetapi ada
beberapa kelemahan dari bahan organik sehubungan dengan aplikasinya di lahan
pertanian. Kelemahan itu antara lain bahan organik akan melepaskan asam-asam
organik yang akan menurunkan pH tanah. Menurunnya pH tanah berarti menurun pula
tingkat kesuburan tanah.
Bahan organik juga mempunyai sifat
mengikat dan tidak akan melepaskan unsur-unsur mikro (chellating agent)
sehingga tanaman kekurangan unsur mikro (Fe, Mn, Cu dan Mo).
Penggunaan zeolit dalam lahan pertanian
ibarat memberi makan tanaman dengan wadahnya. Jadi apabila tanah diberi pupuk
dengan tambahan zeolit, maka ibaratnya zeolit adalah wadahnya dan pupuk adalah
makanannya. Dengan demikian pupuk (makanan) yang diberikan pada tanaman akan
selalu tersedia dan awet karena tidak tercecer kemana-mana.
Tambang Zeolit
Potensi bahan tambang zeolit di
Indonesia sangat melimpah. Hampir setiap daerah yang memiliki pegunungan kapur
maka disitulah kaya akan zeolit.
Kebanyakan zeolit di Indonesia
didominasi oleh jenis mineral Mordernit dan Klinoptilotit. Misalnya untuk Jawa
Tengah bagian selatan terdapat di Kabupaten Wonogiri (sampai perbatasan dengan
Gunung Kidul dan Kabupaten Klaten (Bayat). Untuk dapat dipakai sebagai bahan
pembenah tanah maka zeolit harus diproses terlebih dahulu.
Proses tersebut secara sederhana dapat
dirangkai sebagai berikut:
- Penambangan dari areal tambang berupa batuan bongkah-bongkah batu zeolit yang berwarna kelabu sampai hijau tua diambil dari lokasi penambangan.
- Aktifasi berupa pemanasan seperti layaknya membakar batu kapur. Dikehendaki untuk menjadikan zeolit menjadi mineral aktif maka dipanaskan pada suhu minimal 500 derajat C.
- Penghancuran (chrussing). Dengan menggunakan jaw chrusser maka dari bongkah-bongkah batuan zeolit dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil.
- Penghalusan (grinding dan screening). Proses ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk tepung dari batuan zeolit. Ukuran yang dikehendaki untuk keperluan pertanian antara 80-100 mesh. Sedangkan untuk keperluan industri di atas 300 mesh.
- Granulasi. Untuk memudahkan aplikasi di lahan pertanian maka dari bentuk tepung dibuat butiran (granulair). Ukuran granulasi ini biasanya antara 3 mm-5 mm. Bentuk butiran ini akan segera larut bila berada dalam air sehingga akan cepat bereaksi dengan pupuk yang diberikan.
- Pengemasan. Guna memudahkan dalam pengangkutan maka dari bentuk butiran ini dikemas dalam karung dengan berat 50 kg. Kemudian diberi merk sesuai dengan keinginan masing-masing perusahaan.
Prospek Pengembangan
Daerah yang berpotensi untuk eksplorasi
dan eksploitasi bahan tambang tersebut seyogyanya mulai berbenah diri.
Memanfaatkan potensi alam tersebut untuk pengembangan dan pembangunan wilayah.
Sebenarnya zeolit banyak diperlukan
pada berbagai sektor industri. Mulai dari industri kertas, elektronika,
deterjen, filter polutan dll. Bisa dihitung berapa juta ton pupuk bisa dihemat
apabila penggunaan zeolit dicanangkan di seluruh Indonesia.
Pemesanan : 0858 5655 8000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar